Sunday, May 30, 2010

Ini adalah tulisan yang amat sangat panjang dan melelahkan, tapi silahkan dibaca.

"Jika saja saya bisa menjelajah alam semesta. Jika saja saya berkecepatan melebihi cahaya. Akan saya robek batas dimensi dan waktu. Agar saya bisa melihat dengan jelas hasil karyaMu"

Baru-baru ini saja saya menonton sebuah video dari Youtube Journey To The Edge Of Universe yang bercerita tentang perjalanan keujung alam semesta. Perjalanan yang melebihi imajinasi yang pernah saya bayangkan sebelumnya. Alam semesta adalah tempat yang sungguh benar2 tidak berbatas. Jika kalian penasaran berikut linknya....oh videonya dibagi jadi 4 bagian, link yang lainnya ada di bawah:


Banyak yang ingin saya bicarakan disini. Mulai dari jarak yang mengisolasi kita, ketidak eksisan kita di jagad raya, pertanyaan tentang kehadiran kita disini, kesadaran manusia akan eksistensinya, atau mungkin sentience, dan segalanya

Mungkin kita mulai dari sesuatu yang saya tahu dahulu. Jarak yang kita tahu adalah angka yang mengukur besarnya titik a dan b terpisahkan. (itu penjelasan saya, mungkin ada yang bisa lebih mengartikannya lebih baik :P). Ukurannya bermacam-macam meter, kaki, mil, dan paling besar yang saya tahu adalah tahun cahaya. Setiap benda dibumi dipisahkan oleh jarak. Bahkan antara saya dengan keyboard pun ada jarak, saya dan monitor, saya dan pintu kosan, saya dan gerbang kosan, saya dan kampung halaman saya, saya dan negara tetangga, saya dan bulan, saya dengan matahari, dst.

Apa yang saya rasakan dengan kehadiran jarak ini adalah membuat saya terisolasi. Saya dipisahkan dari apapun disekitar saya. Ini mungkin yang membuat kita merasa sendiri. Jarak.

Tidakkah kalian merasakannya juga?
Manusia adalah satu2nya makhluk hidup yang memiliki kesadaran. Satu-satunya makhluk hidup yang kita tahu yang berpikir bukan untuk kelangsungan hidupnya saja. Tapi diluar itu juga. Kita kadang merasa sendiri, kita merasa terisolasi dari saudara2 kita. Mungkin jarak adalah pelaku yang harusnya kita salahkan. Dan jarak juga yang membuat kita seperti itu (ini akan saya bicarakan nanti).

Bumi tempat tinggal kita dipisahkan oleh jarak yang sangat besar sehingga harus dihitung dengan jarak gelombang yang paling cepat yang kita tahu harus tempuh dalam sedetik. Sayangnya kita tidak cepat dan sayangnya kita bukan gelombang. Jadi jika berpikir untuk mencari "saudara2" kita diluaran sana kita harus berpikir cara lain untuk bertemu mereka.

Jika dilihat dari jarak 14miliar tahun cahaya, matahari hanya seperti debu. Dan galaksi-galaksi lainnya hanya berupa titik. Dan alam semesta sendiri berbentuk seperti jaringan. Seperti saling berhubungan, dan mengambang diketidakadaan. Bumi tempat yang selama ini kita kenal. Tempat yang selama kurang lebih 500juta ditempati oleh makhluk hidup. Adalah hanya sebesar atom. Mungkin kurang dari itu. Tidak berharga. Jika saja bumi tidak ada, diluaran sana pun tidak ada yang peduli atau sadar kalau jutaan makhluk hidup hilang dari peta alam semesta.

Baiklah. Mungkin kita diisolasi disini, mungkin kita memang tidak diharuskan untuk mengadakan perjalanan interstellar. Tapi apakah ini akan membuat kita semakin tidak signifikan? jawabannya tentu saja, baca kembali paragraf diatas.

Saya pernah membaca satu ayat dikitab suci Alquran, disitu dijelaskan kalau kita itu makhluk yang merugi setiap waktunya (kurang lebih begitu, dan maafkan saya jika tidak mencamtumkan ayatnya karena saya lupa :) ). Dan setelah saya menonton dan membaca tentang alam semesta, semakin jelas kita adalah benar-benar makhluk yang sangat sial. Kenapa?

Plat bumi terus bergerak dan bergesek, atmosfir bumi terus terkotori oleh karbon, matahari penuh radiasi, laut semakin naik kepermukaan, kita dihantui oleh tubrukan meteor dari luar, belum lagi badai matahari dan ditambah tatasurya kita mengorbit mengitari pusat bimasakti yang merupakan supermassive blackhole . Kurang rugi apa coba kita? Selain terisolasi dari semesta, "rumah" kita juga dikelilingi oleh mara bahaya. Bagaimana kalau kita pindah saja dari dari Bumi dan mengungsi ke planet lain? untuk masalah atmosfir yang tidak bersahabat kita kan bisa kondisikan dengan terraforming?

Bukannya saya skeptis. Terraforming adalah sesuatu yang sangat mungkin dilakukan. Tapi untuk skala sebesar planet, saya rasa tidak. Belum lagi ditambah jarak yang sudah saya bicarakan. Migrasi keplanet lain adalah hal yang sangat tidak mungkin, tapi ingin sekali saya lakukan.

Seperti yang sudah saya jelaskan diatas. Kita diharuskan tinggal diBumi, terus merugi, dan terus terisolasi. Inilah nasib manusia. Kehadiran kita dialam semesta tidak akan membawa perubahan apapun. Kita ada ataupun tidak ada, tidak ada yang peduli. Betapa meruginya kita ini.

Lalu kalau begitu kenapa kita ada disini? kenapa kita terus merugi? kenapa kita diciptakan hanya untuk nantinya juga musnah? Teman....sayapun bertanya hal yang sama. Tuhan yang kita tahu. Sebuah kekuatan maha besar, Omnipotent yang luar biasa berkuasa atas alam semesta beserta isinya. Dia pasti memiliki skenario besar atas kemunculan kita, kita pasti memilki peran sekecil apapun, setidak penting apapun. Karena tentu saja, Dia yang menciptakan alam semesta beserta isinya.

Kadang ada ruginya juga kita diberi daya berpikir. Karena itu membuat kita semakin terus sombong. Seakan kita makhluk sentience satu-satunya disini. Seakan2 kita sangat penting. Amat sangat penting untuk kita ketahui. Seorang manusia jika dilihat dari ujung alam semesta, tidaklah penting. Saya yakin Tuhan sendiri tidak merasa rugi kehilangan spesies manusia. Tapi saya juga yakin, Tuhan sangat menaruh keyakinan kepada manusia.

Marilah kita mencari bersama apa maksud kita diturunkan ke bumi?. Apa tujuan kita berada disini?. Beban apakah yang kita panggul? Jadikanlah hidup kita lebih berarti untuk diri kita dan juga untuk oranglain

(Selagi menulis ini, saya sedang ditemani Beethoven symphony 7 - II allegretto)


4 comments:

  1. Perspektif yang sangat bagus gem....

    Tuhan menciptakan kita untuk memakmurkan bumi, untuk beribadah, kalo saya artikan beribadah = membuat kebajikan. ya dalam perspektif agama islam yang gw ketahui.

    Sampai kadang gw befikir dalam dunia ide gw, bahwa seluruh mekanisme yang sangat besar ini, alam semesta diciptakan untuk manusia.

    seperti halnya pabrik mobil yang sangat besar dengan mesin yang berton-ton, dengan ribuan buruh, puluhan top management. Hanya digunakan untuk membuat mobil yang dimensinya relatif kecil.

    setidaknya dengan ide gw ini gw mensyukuri betapa magnificent-nya Tuhan menciptakan sistem yang sangat besar untuk menguji makhluknya.

    pertanyaan berikutnya adalah untuk apa Tuhan menciptakan makhluk dan memisahkan yang baik dan buruk?, kadang saya pikir tuhan sendiri pun tidak ingin manusia merusak surganya...

    Dunia adalah proses pembentukan manusia untuk menempuh tempat tuhan atau surga. Hahaha ini cuma pemikiran berdasarkan ide, gw ga bisa membuktikannya

    Karena gw bukan tuhan dan kesalahan gw terbesar hanya menggunakan logika manusia yang jarang terupdate.

    Jaman dahulu telepati hanyanya mitos sesuatu yang tidak logis. sekarang kita sedang menggunakannya telepati modern, Internet

    Setidaknya kalaupun kita tidak tahu mengapa kita didunia, dan kita hanya punya 2 pilihan hidup bahagia atau hidup menderita. ya tentunya gw akan berusha hidup bahagia...

    ReplyDelete
  2. Pertanyaannya adalah apakah Tuhan menciptakan kita untuk ke Bumi atau Bumi diciptakan untuk kita?

    Yang kita tahu kan manusia diturunkan ke Bumi dikarenakan Hawa memakan buah terlarang disurga sehingga Adam dan Hawa dibuang ke Bumi.

    alasan yang lain (menurut ilmuwan) adalah manusia berasal dari makhluk hidup lain yang ber-evolusi, Contoh : Monyet. Mereka percaya kita cuman hasil dari perubahan dari alam. Alam mengeksekusi siapa yang pantas hidup dan pantas mati. Yang ini gua tolak mentah-mentah. Jadi alasan pertama mungkin yang kita akan bahas. Karena ini masalah kepercayaan bukan ilmu pengetahuan.

    Apakah alasannya kita berada disini hanya karena Hawa memakan buah saja? buahnya memang terlarang, tapi apakah hanya karena memakannya membuat kita berada diBumi? atau karena ada skenario lain? atau Tuhan ingin mencoba ciptaan terbarunya (yang dimaksud adalah kita)? Atau Tuhan pernah menciptakan ciptaan seperti kita sebelumnya dan menyebarkannya ke penjuru alam semesta? kita hanya versi lain dari ciptaannya?

    Pertanyaan yang mana yang benar gua sendiri ga tau.

    Tapi io alam semesta itu tempat yang sangat luas. Banyak bintang, planet, galaksi tersebar. Kemungkinan ada makhluk sentient seperti kita sangatlah mungkin. Gua pribadi tidak percaya alam semesta sebegitu luas ini diciptakan hanya untuk kita. Dan kita sama sekali tidak pantas untuk menerima hadiah yang amat sangat luar biasa ini. Bayangkan hadiah sebesar itu kita cuman bisa jelajah hanya sekitar (perkiraan gua) 0,00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000001%nya saja....dan malah beberapa dari kita merusak hadiah itu.

    Jadi kalau dibilang kita satu2nya. Gua masih agak sangsi io.

    Gua juga percaya kalau dunia adalah sebuah proses.Kita sedang ditempa oleh Tuhan agar menjadi lebih baik. Sama sekali gua ga menyanggah, memang bener apa yang lu bilang. Cuman yang mengganjal adalah alasannya. Gitu loh io

    Why here? why us?

    Memang benar kita bukan Tuhan, kita tidak akan pernah tahu jawabannya. Karena Dia lah yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Kita cuman ciptaanNya. Mungkin kita akan lebih mengerti jika kita lebih banyak lagi baca alquran.

    Makasi banyak io udah baca dan kasih komen.

    Pendapat lu berharga banget

    ReplyDelete
  3. Kalo menurut gw teori evolusi itu ada benarnya, menurut sudut pandang materialisme dia dianggap benar.

    Pertanyaaan yang selalu menjadi dasar filosofi adalah apakah lebih dahulu idea (konsep, tuhan, pikiran) atau matter (benda), atau berbarengan.

    Karena gw memisahkan antara idea (pikiran) dan matter (benda, tubuh), Tuhan menciptakan tubuh secara berevolusi. Disaat homo sapies sudah jadi setelah proses evolusi. Tuhan memasukkan pikiran (ruh) adam, maka jadilah manusia sekarang.

    Sampai sekarang pun gw selalu befikir evolusi itu ada dengan analogi empiris di Inggris, saat Revolusi industri.

    Pada saat itu tanaman berwarna lebih abu2 karena terpapar asap dari industri. disana lalu dilakukan penelitian terhadap kupu2, dan populasi kupu2 berwarna abu2 meningkat. dikarenakan dia samar dengan backround (tanaman)
    sehingga predator sulit membedakan. Sedangkan populasi kupu2 yang berwarna warni anjlok. namun setelah kualitas udara menjadi lebih baik kupu2 warna warni pun muncul.

    Itu mengapa kita harus menghabiskan antibiotik, karena jika kita tidak mengahabiskan antibiotik, maka virus akan menyesuaikan dengan obat dan akhirnya menjadi imun terhadap obat.

    Bayangkan jika teori ini gagal, maka percobaan pada tikus dan babi untuk menciptakan obat akan gugur. jadi kadang ada 2 atau lebih interpretasi untuk hal yang sama.

    Seperti halnya teori Newton yang dianggap kurang sempurna oleh Einstein, tapi secara nyata kita bisa merasakan dampaknya, seperti jembatan dan gedung, kendaraan, semuanya berdasarkan konsep Newton, dan bukan berarti dengan Einstein bisa menghitung lebih presisi hukum Newton gugur secara keseluruhan. Hanya kadang kita butuh batasan yang jelas untuk setiap Teori.

    Untuk tinkatan yang mikro seperti jembatan, mobil, dan rumah kita bisa menggunakan newton. Namun untuk tingkatan makro planet dan alam semesta mungkin Einstein yang lebih tepat.

    Gw bersyukur kita masih mempertanyakan, karena menurut kitab orang Islam, Al Qur'an semua ada tanda2 kekuasaaNya bagi orang yang befikir, dan bukan orang yang terdoktrin.

    Untuk masalah alam semesta, kadang langit yang kita lihat sekarang hanyalah fatamorgana, karena jika cahaya terkirim jutaan tahun yang lalu mungkin saja sekarang objeknya telah mati, namun cahayanya baru sampai di langit kita.

    Pendapat diatas hanya masih pemikiran dangkal gw gem, tapi itu pendapat gw yang sekarang, bisa dijelaskan ?

    Untuk masalah alam semesta, gw anggap sebagai sistem gem, dulu gw pernah mendapatkan berita dengan jupiter terkena meteor, maka kemiringan bumi berubah, jadi seluruh alam semesta bergantungan, walaupun mungkin ada benarnya pendapat lu, soal bukan hanya manusia yang ada di dunia.

    Bahkan ada hipotesis bahwa alien, sentinent adalah manusia yang telah terkena radioaktif dimasa datang, dia datang kemari untuk alasan mencari sumbar permasalahannya. Ya ini hanya hipotesis yang belum teruji.

    ReplyDelete
  4. iya io...kalau makhluk hidup lain berevolusi mungkin teori itu bisa dipakai

    nah kita kan manusia. Dikitab suci manapun saat kita diciptakan kita sudah seperti ini. Masing2 kedua tangan berjari 5, mata 2, hidung satu. Yang berubah adalah warna kulit, mata, rambut. Ciri fisik sama. Maksud gua adalah kita tidak berasal dari makhluk bersel satu yang berasal dari kawah gunung berapi d laut yang berveolusi ke darat lalu memiliki kaki dan mendapatkan kemampuan berpikir (ini yang gua tonton d Discovery Channel)

    Gua percayanya kita seperti ini dari jaman adam sampai 2010 sekarang. Walaupun ada selentingan katanya Nabi Adam itu berumur 500tahun lebih saat hidup dan memiliki postur tubuh yang besar. Gua kurang tahu kalau masalah itu, dan belum ada juga penelitian yang menemukan kalau itu benar.

    gua juga kan bilangnya "manusia berasal dari makhluk hidup lain yang ber-evolusi dengan contohnya adalah monyet". Yang ditekankan adalah manusianya. Bukan makhluk hidupnya gitu io :D

    Gua setuju dengan lu kalau teori itu tidak universal. Tidak bisa lantas teori dipukul rata berlaku untuk semuanya. Komunikasi juga banyak teori yang sudah usang dan ga bisa dipakai lagi dijaman sekarang. Banyak hal yang berubah dan belum kita ketahui. Perlu ada perbaikan sana sini. Bahkan untuk teori gravitasi pun memang ada beberapa anomali yang tidak bisa dijelaskan.

    Nah engga masalah io kalau cahaya itu datangnya jutaan tahun lalu atau miliaran tahun lalu. Pertanyaannya adalah apakah selama Alam semesta ini ada mulai dari Big Bag hingga sekarang hanya kita penhuni satu2nya? kalau memang ada sebelum2nya penghuni yang memiliki kesadaran seperti kita apakah mereka memiliki kepercayaan yang sama? laju teknologi yang sama dengan kita?. Begitu io...apakah ada yang menerima "hadiah" yang sama dengan kita?

    Gua juga pernah denger kalau sebenernya ada penghuni bumi jauh sebelum kita. Jadi pernah reaktor nuklir ditemukan ditahun 1972 di Oklo, Gabon, Africa. Tapi usianya sudah tua gua lupa kisaran umurnya kalo ga salah sih ampe juta2 tahun. Tapi gua masih sangsi. Butuh penilitian lebih lanjut buat ngebuktiinnya.

    gitu io...pertanyaannya sih masih sama Kita sendiri ato ga sih? pernah ada ga yang sebelum kita?

    ReplyDelete